Sabtu, 06 Juli 2013

Keutamaan Sifat Dermawan dan Kehinaan Sifat Bakhil


Assalamu’alaikum wr.wb
 ”Dalam kesempatan kali ini saya akan membahas tentang keutama’an sifat Dermawan dan kehinaan sifat bakhil.
Sebagaimana Rasulullah saw. berwadiat kepada sahabat Ali razdhiallahu anhum.

” Hai Ali Dermawan (bisa menyebabkan) dekat dengan Allah swt, dekat dengan rahmat-Nya dan jauh dari adzab-nya. Sedangkan sifat kikir (bisa menyebabkan) jauh dari Allah swt, jauh dari rahmat-Nya, dan dekat dengan siksa-Nya”. 

Kali ini beliau berwasiat tentang sifat dermawan, tujuan yang di ingin disampaikan yakni agar Ali juga kita selaku umatnya menanamkan sifat dermawan kedalam hati sekaligus membuang jauh-jauh sifat kikir bakhil. Mengapa demikian?
   Nabi menjelaskan bahwa sifat dermawan atau loman akan mendekatkan manusia kepada Allah sekaligus memungkinkan manusia mendapatkan rahmat dari-Nya. Sedangkan sifat kikir dan bakhil akan mendapatkan hal sebaliknya yakni di jauhkannya dari Allah swt sekaligus dijauhkannya dari rahmat-Nya. dan mendekatkan mereka kepada siksaan-Nya. Sekarang marilah kita lihat betapa sifat dermawan akan mendekatkan manusia kepada Allah sementara kikir bisa menjauhkannya dari Allah swt.
   Adaya sifat dermawan dalam diri seseorang sesungguhnya merupakan bentuk nyata dari tidak adanya perasaan cinta terhadap dunia (hubbud dunya). Sementara itu timbulnya sifat kikir dan bakhil sebenarnya tumbuh dari perasaan cinta yang berlebihan terhadap dunia.  Dari keterangan ini, maka adanya sifat dermawan atau bakhil sesungguhnya sangat ditentukan oleh ada dan tidak adanya perasaan cinta terhadap dunia, maka tak akan sulit baginya untuk mengeluarkan harta bendanya untuk kebutuhan orang lain. Namun jika dalam hati sudah dihinggapi perasaan cinta terhadap dunia, maka rasanya sulit baginya mengeluarkan harta benanya untuk orang lain, meski hanya sedikit.
  Tidak adanya perasaan cinta terhadap harta benda sebenarnya menunjukkan tidak adanya tali ikatan perasaan dalam diri seseorang terhadap harta benda yang dimiliki. Bagi otang-orang uang tak punya rasa cinta terhadap dunia, sama sekali mereka tak pernah di perbudak oleh harta mereka namun malah sebaliknya mereka akan memanfaatkan harta bendanya untuk berjuang di jalan Allah swt. bagi mereka harta tak lebih dari sekedar nikmat dan karunia Allah yang harus disyukuri dengan jalan ditasarufkan sesuai dengan yang diperintahkan Allah. Orang-orang yang demikian tak pernah dipusingkan dengan urusan dunia. kalaupun mereka dikaruniai harta benda yang banyak, maka rasa syukurnya semakin besar dan sedekahnya pun akan semakin meningkat. Kalau pun mereka tertimpa musibah., harta bendanya berkurang bahkan habis sekalipun, maka mereka tak pernah bersedih karenanya dan mengembalikan semua musibah tersebut kepada Allah swt.  Pendek kata, orang-orang yang tak punya perasaan cinta terhadap dunia tak akan ada keterikatan dalam hatinya terhadap dunia, mereka tak pernah stres karena urusan dunia dan tak pernah punya sifat ambisi terhadap dunia (zuhud).
  Nah, sifat yang sedemikian seseungguhnya akan mendekatkan seseorang terhadap Tuhan. Hilangnya hubbud dunya dalam hati menunjukkan adanya kebersihan hati itu sendiri. Sedangkan kebersihan hati itu sendiri menyatakan bahwa sifat dermawan seseungguhnya bisa menyebabkan seseorang menjadi dekat dengan Allah swt.
    Hal tersebut tentu dangat berbeda jika dalam diri seseorang sudah tertanam sifat bakhil dan kikir. Sumber utama dari adanya sifat tersebut sesungguhnya berpangkal pada adanya perasaan hubbud dunya . Sikap terlalu mencintai harta benda yang dimiliki akan selalu melahirkan ambisi untuk mengejar kekayaan sedapat mungkin. Dan jika harta itu sudah didapat, maka sayang rasanya kalau harta tersebut disedekahkan kepada orang lain secara cuma-cuma.
  Jika dibandingkan dengan enggan menyedekahkan harta, sikap paling bahaya yang di pengaruhi oleh ubbud dunya adalah lahirnya sifat ambisi. Sifat ini merupakan perwujudan adri puncaknya nafsu. Sikap ambisi akan membawa seseorang menjadi gelap mata, bahkan buta hati. Selagi sesuatu yang diinginkan belum kesampaian, maka ia akan terus berupaya untuk mendapatkannya meski dengan cara apapun, termasuk dengan menerjang larangan-larangan agama. Seorang ambisius juga tak akan pernah mengenal puas dengan sesuatu yang dimiki. Dia selalu merasa kurang hingga ters mencari cara agar bisa menambah kekayaannya. Dan pada saat yang bersamaan ia enggan mengeluarkan hartanya utuk kepentingan agama. Atas dasar inilah mengapa orang yang ambisius selalu menjadi kiki dan bakhil terhadapa hartanya. Jangankan di pakai untuk keperluan orang lain, terkadang untuk keperluan dirinya sendiri saja ia masih menghitung-hitung.
  “Orang yang ambisi lalu kikir dan bakhil tak akan pernah bisa berada dekat dengan Allah swt. Hal ini lebih disebabkan kondisi hatinya banyak dipernuhi oleh gambaran-gambaran keinginan dunia, sampai-sampai tak ada ruang untuk menampung nur Allah swt. Tak hanya itu, orang yang ambisi lalu kikir dan bakhil akan menjadi lebih dekar dengan murka Allah swt. Mengapa demikian???
keambisian mereka membutakan mata dan hati mereka mati, sehingga mereka selalu berani menerjang larangan Allah swt, jika hal itu harus ditempuh untuk mencapai tujuan.
Demikian yang dapat saya persebahkan untaian kata yang mungkin dapat bermanfaat bagi pembaca semua. sekian atas kunjungannya saya ucapkan jazakumullah qhairan katsiran….
Wassalamu’alaikum wr.wb

Tidak ada komentar:

Posting Komentar