Sabtu, 06 Juli 2013
HALUSNYA ANTARA NIAT YANG IKHLAS DAN HAWA NAFSU
“Assalamu’alaikum wr.wb”
Sering kita mendengar kata “Innamal a’malu binniat” setiap amalan tergantung pada niatnya, nah saya akan mencoba menyampaikan suatu bahasan tentang IKHLAS & HAWA NAFSU yang halus. IKHLAS adalah memurnikan sesuatu dan membersihkannya dari campuran dalam mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala sedang HAWA NAFSU adalah keinginan, kecenderungan atau dorongan hati yang kuat cenderung kepada hal yang membawa kemudlorotan. Nafsu itu sendiri sebenarnya memang suatu anugrah bagi yang memang menggunakannya untuk memompa spiritual IMAN kepada sang qolik, untuk mencapai kesempurnaan IMAN namun sebagian besar manusia tidak menyadarinya dan malah menggunakannya untuk kendaraan / jembatan menuruti misi syetan. maka dari itu nafsu berperan penting dalam menjebatani antara hal baik dan hal buruk syurga dan neraka.
Seputar dengan bahasan kita kali ini, bisa mengambil contoh dengan apa yang biasa kita lihat saja setiap hari seperti Matahari, bulan, bintang, siang, malam atau sebuah embun pagi. Nah teman pasti pernah melihat embun pagi bukan!
Embun pagi selalu hadir di setiap pagi, meskipun itu ada atau tidaknya yang menginginkan kehadirannya, embun pagi selalu hadir walau dalam kondisi apapun begitu juga matahari, bulan, siang malam dll.
Saya rasa sedikit contoh di atas bisa kita memikirkan gambaran sebuah rasa ikhlas tersebut. Nah mengenai ikhlas sendiri dapat kita simpulkan bahwa sejatinya kita diadakan di bumi ini adalah untuk menjadi seorang kholifah, tugas utama kholifah di bumi ini adalah beribadah kepada Allah swt, dengan berbagai fasilitas yang di pinjamkan oleh Allah swt ini tidak lain adalah untuk semakin mendekatkan diri kepada Allah atau berma’rifat setingkat demi setingkat proses penyerahan diri kepada Allah secara berjenjang, agar tidak masuk kedalam lembah penyesalan yang menjerebab diri sendiri karena salahnya niat tersebut.
Betapa halusnya Syetan mengelabuhi manusia dengan segala tipu dayanya, jika ia tidak dapat memperdaya obyek yang di tuju dengan seribu caranya dengan terang-terangan syetan akan terus melakukan rencana buruknya dengan cara yang sangat halus seperti membelokkan NIAT, sehingga seorang yang tengah terkelabuhi oleh misi syetan tersebut tidak menyadari akan kebengkokan niatan yang sedang ia jalankan.
Misal saja yang sering terjadi di sekitar kita, untuk akhirat ia rajin bersedekah beribadah membantu korban bencana sambil menonjolkan dirinya/partainya. Di sini perbuatannya bernilai dunia, yaitu pamrih ingin dipuji sebagai orang yang peduli atau dipuji…jadi niat orang tersebut tidak murni karena Lillahi ta’ala.Jika niatnya akhirat, maka dunia akan ikut terbawa. Jika niatnya dunia, maka akhirat tidak akan ikut terbawa. #betul sekali.
Terkadang semua itu terjadi karena karena sifat keburu-buruan yang memburu sesuatu yang pastinya tidak jauh-jauh dari dunia. Ada contoh lagi sebagaimana seorang murid yang mendapatkan suatu pengetahuan atau ilmu dari seorang gurunya, atau seorang yang terpandang menurutnya tanpa panjang lebar ia lalu menukil menyebar luaskan apa yang ia dengar tersebut, yah# sebenarnya sudah benar niatnya sebagaimana Rasulullah saw bersabda : “Ballighuu ‘anny walau ayah” yang artinya : “Sampaikanlah ilmu dariku walau satu ayat”
tapi yang salah adalah sifat keburu-buruannya dalam menyampaikan suatu amanah yang besar dan berat tanggungannya. Seharusnya sebelum menyampaikan suatu keterangan kepada seseorang harus di barengi dengan ulasan2 dan tinjauan yang pasti atau di teliti lebih lanjut sebelum bertindak atas kebenarannya, setelah yakin dan tau maksud isinya barulah kita berkewajiban menyampaikan suatu ilmu(pengetahuan) yang kita tahu tersebut kepada orang lain.
Ketika seseorang memberi kesaksian yang ia sendiri masih dalam keragu-raguan atasnya maka disitulah syetan bersamanya untuk cepat2 menyampaikannya kepada orang lain dengan iming-iming nama yang baik atau bakal bisa mengangkat derajatnya di mata orang tersebut. Banyak yang tertipu dengan keterangan yang ia bawa sehingga suatu gagasan tersebut menjadikan benalu atau kemelencengan dalam pemahaman mereka. Maka dari itu figur Al ustadu mursyid sangat di butuhkan dalam hal ini untuk mentafsirkan hal-hal yang baru ia ketahui untuk di tanyakan kepada guru tersebut karena tanpa bantuan beliau suatu pemikiran melenceng dan syetanlah yang akan menjadi gurunya….nauzdubillah summanauzdubillahi min daliq.
Niatan yang salah akan membawa kepada suatu yang tidak benar pula dalam memahami ilmu-ilmu kedepannya karena beruntut yang bersambung-sambung dan yang sangat mangerikan Niatan yang salah akan membawa diri kepada Neraka. karena kecerobohan dalam bertindak walau ia tidak mengetahuinya karena di kelabuhkan syetan.
Maka dari itu saudara juga saudariku yang Insya Allah di muliakan Allah swt, semuga kita semua bukanlah termasuk orang-orang yang di lalaikan akan mengingat Allah sehingga senantiasa diberi penjagaan oleh-Nya dalam setiap tindakan, lakukan pengecekkan ulang atau netralisir dahulu dalam bertindak.
Orang pintar selalu mendahulukan otak fikiran sebelum bertindak sedang orang bodoh mendahulukan ego dalam bertindak. Jadilah orang pintar dalam berfikir agar senantiasa selamat, baik dari lisan maupun dalam bertindak.
Bik kiranya itu saja yang dapat saya sampaikan di ulasan kali ini semuga Allah swt senantiasa melindungi kita dari hal-hal yang tidak kita inginkan…selalulah berzdikir taharah baik jasmani juga rohani agar syetan tidak berani mengganggu kita.
SUB_HAANAKALLOHUMMA
WABI_HAMDIKA
ASYHADU ANLAA ILAAHA ILLA ANTA
ASTAGHFI-RUKA WA ATUUBU ILAIKA
AAMIIIN….
“Wassalamu’alaikum wr.wb”
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar